top of page

Strategi Distribusi: Kenapa Banyak Distributor Salah Menghitung Coverage Area?

  • Writer: Marketing Solusi Sistem
    Marketing Solusi Sistem
  • 2 days ago
  • 3 min read

Dalam industri distribusi—baik itu FMCG, Farmasi, maupun Bahan Bangunan—Coverage Area adalah aset sekaligus beban. Jika dihitung dengan tepat, ia adalah mesin uang. Namun, jika salah hitung, ia menjadi sumber kebocoran biaya operasional terbesar.

Banyak manajer operasional dan pemilik bisnis merasa sudah membagi wilayah dengan adil, biasanya berdasarkan batas kecamatan atau kelurahan administratif. Namun, data lapangan sering menunjukkan realita berbeda: ada sales yang pulang jam 2 siang karena tugas habis, sementara sales lain lembur hingga malam karena rute yang tidak masuk akal.

Mengapa ketimpangan ini terjadi? Berikut adalah analisis mendalam mengenai kesalahan umum dalam perhitungan coverage area dan solusinya berdasarkan riset manajemen penjualan.

1. Terjebak pada "Geografis Administratif" vs "Waktu Tempuh Nyata"

Kesalahan paling mendasar adalah membagi wilayah berdasarkan peta administratif (Kelurahan A untuk Sales Budi, Kelurahan B untuk Sales Tono). Dalam studi logistik, cara ini sering gagal memperhitungkan variabel kemacetan dan kondisi jalan. Jarak 5 KM di area perkotaan padat bisa memakan waktu tempuh yang sama dengan jarak 20 KM di area pinggiran.

Menurut prinsip Sales Territory Alignment yang dibahas oleh pakar penjualan Andris A. Zoltners di Harvard Business Review, keseimbangan wilayah tidak boleh diukur hanya dari luas geografis, melainkan dari Workload (Beban Kerja). Mengabaikan waktu tempuh nyata (travel time) mengakibatkan satu sales kelelahan di jalan, sementara yang lain kurang produktif (underutilized).

2. Mengabaikan Variabel "Service Time" (Waktu Layanan)

Tidak semua toko diciptakan setara. Toko Pareto (Top 20% pelanggan yang menyumbang 80% omzet) membutuhkan waktu kunjungan (service time) yang lebih lama untuk cek stok, merchandising, dan negosiasi order dibandingkan toko kecil.

Studi mendalam mengenai model deployment tim sales menunjukkan bahwa memukul rata target kunjungan (misalnya 20 toko/hari) tanpa melihat jenis tokonya adalah kesalahan fatal. Jika rute hari itu berisi 10 Toko Besar, sales tidak akan mungkin menyelesaikannya dengan kualitas kunjungan yang baik.

Akibatnya? Sales hanya melakukan "kunjungan absensi" (datang, foto, pulang) tanpa melakukan penjualan mendalam, hanya demi mengejar target ECR (Effective Call Rate).

3. Data Statis di Dunia yang Dinamis

Banyak perusahaan masih menggunakan routing plan yang dibuat 2-3 tahun lalu. Padahal, demografi pasar berubah cepat. Toko baru buka, toko lama tutup, atau jalanan berubah menjadi satu arah.

Riset dalam International Journal of Physical Distribution & Logistics Management menyoroti pentingnya Dynamic Routing. Distributor yang gagal memperbarui data rute secara berkala akan mengalami inefisiensi biaya logistik yang signifikan karena rute yang ditempuh sales sudah tidak lagi optimal secara ekonomi.

Dampak Fatal Salah Hitung Coverage Area

Jika dibiarkan, kesalahan perhitungan ini akan menciptakan efek domino bagi bisnis distribusi Anda:

  1. High Cost: Biaya bensin dan operasional membengkak untuk hasil yang minim.

  2. Missed Opportunity: Toko potensial tidak dikunjungi (blind spot) atau dikunjungi terlalu jarang.

  3. Sales Turnover: Salesman yang mendapat "wilayah kering" atau "wilayah macet" akan frustrasi dan resign, membawa pergi relationship dengan toko.

Solusi: Beralih ke Data-Driven Territory Management

Untuk memperbaiki ini, distributor tidak bisa lagi mengandalkan insting atau peta kertas. Diperlukan pendekatan teknologi dan data:

  1. Audit Rute dengan GPS Tracking: Gunakan aplikasi monitoring sales lapangan seperti Sales Watch untuk melihat rute real yang ditempuh sales. Bandingkan rencana vs realisasi. Apakah ada zig-zag yang tidak perlu?

  2. Kalkulasi Beban Kerja (Workload Index): Hitung kapasitas sales berdasarkan rumus: (Jumlah Toko x Frekuensi Kunjungan x Waktu per Kunjungan) + Waktu Perjalanan.

  3. Digitalisasi Laporan: Pastikan data kunjungan (Call) dan penjualan (Order) terekam otomatis dalam satu dashboard agar evaluasi coverage bisa dilakukan secara real-time.

Kesimpulan

Menghitung coverage area bukan sekadar membagi peta di dinding. Ini adalah tentang menyeimbangkan potensi pasar dengan kapasitas tim sales Anda. Dengan beralih dari metode manual ke metode berbasis data, distributor dapat meningkatkan produktivitas tim lapangan hingga 15% sekaligus menekan kebocoran biaya operasional.

Ingin audit coverage area tim Anda secara otomatis? Coba Sales Watch Gratis 14 Hari dan lihat bagaimana Smart Tracking kami membantu Anda mengoptimalkan rute dan menekan biaya operasional hari ini.

Comments


© 2025 Software System Solutions

bottom of page